PRATIKAN :BUDIANI ASTUTI
: EMYLIA NOVIANTI PUTRI
: IBNU BASKORO
: TIYAS NURAHMAWATI
: EMYLIA NOVIANTI PUTRI
: IBNU BASKORO
: TIYAS NURAHMAWATI
LAPORAN PRATIKUM PIROLIS PVC
I. ACARA
Pirolisis limbah PVC untuk mempelajari absorpsi HCl
II. TUJUAN
· Siswa dapat melakukan proses pirolisis limbah PVC
· Siswa dapat melakukan absorpsi HCl pada pipa PVC
· Siswa dapat menganalisis kadar HCl yang terdapat pada pipa PVC
III. DASAR TEORI
A. Proses Pirolisis
Pirolisis
adalah proses pemanasan suatu zat tanpa oksigen sehingga terjdi
penguraian komponen-komonen penyusun. Istilah lain pirolisis adalah
penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang disebabkan
oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar.
Pada
saat pirolisis, energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga
molekul karbon yang kompleks terurai, sebagian besar menjadi karbon atau
arang. Istilah lain dai pirolisis adalah destructive destillation atau
distilasi kering.
B. Polyvinil Chlorida (PVC)
Polivinil
klorida, atau lebih dikenal dengan PVC atau vinyl, telah digunakan
secara luas sejak awal pertengahan abad 20. PVC memiliki sifat kuat,
tahan terhadap minyak dan bahan kimia, sinar matahari, cuaca, dan tahan
api.
PVC
menempati peringkat ketiga di kedua output plastik global dan konsumsi.
Lebih dari 33 juta ton PVC diproduksi setiap tahun, dan angka itu
meningkat setiap tahun. Sekitar 57 persen massa PVC adalah klorin,
sehingga membutuhkan minyak bumi lebih sedikit dari polimer lainnya.
Pembuatan
PVC PVC dihasilkan dari dua jenis bahan baku utama: minyak bumi dan
garam dapur (NaCl). Minyak bumi diolah melalui proses pemecahan molekul
yang disebut cracking menjadi berbagai macam zat, termasuk etilena ( C 2
H 4 ), sementara garam dapur diolah melalui proses elektrolisa menjadi
natrium hidroksida (NaOH) dan gas klor (Cl 2 ). Etilena kemudian
direaksikan dengan gas klor menghasilkan etilena diklorida (CH 2 Cl-CH 2
Cl). Proses cracking/pemecahan molekul etilena diklorida menghasilkan
gas vinil klorida (CHCl=CH 2 ) dan asam klorida (HCl).
Akhirnya,
melalui proses polimerisasi (penggabungan molekul yang disebut monomer,
dalam hal ini vinil klorida) dihasilkan molekul raksasa dengan rantai
panjang (polimer): polivinil klorida (PVC), yang berupa bubuk halus
berwarna putih. Masih diperlukan satu langkah lagi untuk mengubah resin
PVC menjadi berbagai produk akhir yang bermanfaat. Penampakan resin PVC
sangat mirip dengan tepung terigu. Dan resin PVC memang dapat
dianalogikan seperti tepung terigu: keduanya tidak dapat digunakan dalam
bentuk aslinya. Seperti halnya tepung terigu yang harus diolah dengan
mencampurkan berbagai kandungan lain hingga menjadi kue tart dan
berbagai jenis roti yang menarik, resin PVC juga harus diolah dengan
mencampurkan berbagai jenis zat aditif hingga dapat menjadi berbagai
jenis produk yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
C. Standardisasi Larutan HCl dengan Borax
Dalam
standarisasi ini HCl bertindak sebagai titran dan boraks bertindak
sebagai titrat. Standarisasi ini dilakukan untuk menguji keakuratan
konsentrasi HCl yang dibuat dari pengenceran dan mengetahui indikator
apakah yang tepat untuk standarisasi ini.
Boraks
digunakan sebagai titrat karena reaksinya dengan HCl dapat menghasilkan
keakuratan yang lebih baik dibanding dengan basa lemah lain, antara HCl
dan boraks terjadi reaksi sempurna. HCl ( asam kuat ) akan bereaksi
dengan boraks (basa lemah ) membentuk garam yang bersifat asam.
IV. ALAT
A. Alat yang digunakan saat proses pirolisis :
- Kaleng biskuit
- Gergaji besi
- Pipa kaca
- Hot plate
- Selang
- Erlenmeyer 500 ml
- Corong
B. Alat yang digunakan saat analisis kadar HCl:
- Buret
- Statif & klem
- Pipet tetes
- Pipet volume 10 ml
- Pro pipet
- Erlenmeyer 250 ml
- Labu ukur 100 ml
- Corong
V. BAHAN
- Limbah pipa PVC merk wavin
- Aquades
- Gypsum
- Indikator MO
- Larutan borax 0,1 N
VI. LANGKAH KERJA DAN PENGAMATAN
NO
|
LANGKAH KERJA
|
PENGAMATAN
|
A. PROSES PIROLISIS
| ||
1
|
Alat dan bahan disiapkan
| |
2
|
Limbah PVC ditimbang sebesar 340 gram
| |
3
|
Limbah PVC yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam kaleng biskuit
| |
4
|
Alat proses pirolisis dirangkai
|
Alat dipastikan tidak bocor dengan menambahkan gypsum di sekitar tutup kaleng dan sambungan pipa kaca
|
5
|
Erlenmeyer 500 ml diisi dengan aquades 300 ml
|
Erlenmeyer digunakan untuk menampung HCl yang terabsorpsi
|
6
|
Setelah alat dirangkai dengan baik, heating mantle dihidupkan dengan suhu maksimal
| |
7
|
Ditunggu hingga asap keluar dari pipa kaca, dan kandungan HCl masuk ke dalam erlenmeyer berisi aquades
|
Jika terjadi kebocoran, alat ditambal dengan gypsum agar tidak kehilangan HCl
|
8
|
Setelah sekitar 4 jam, dan asap tidak lagi keluar, proses dapat dihentikan dengan mematikan heating mantle
| |
9
|
Larutan HCl yang diperoleh disaring dengan kertas saring karena terdapat kotoran di bagian atas
| |
10
|
Larutan HCl dalam erlenmeyer ditutup rapat
| |
B. ANALISIS KADAR HCl DALAM LARUTAN HCl
| ||
1
|
Membuat larutan borax 0,1 N
| |
a. Borax ditimbang sebanyak 1,91 gram
| ||
b. Borax dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan aquades sampai tanda
| ||
c. Larutan dikocok hingga homogen
| ||
2
|
Pengenceran larutan borax 0,1 N sebanyak 5 kali
| |
3
|
Standardisasi larutan HCl dengan borax
| |
a. Larutan HCl dimasukkan ke dalam buret 50 ml
| ||
b. Larutan borax sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator MO
|
Setelah ditambahkan indikator MO, warnanya berubah menjadi kekuningan
| |
c. Larutan borax dititrasi dengan HCl hingga terjadi perubahan warna
|
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna kuning menjadi merah muda
| |
4
|
Normalitas dan kadar HCl dihitung
|
VII. GAMBAR KERJA
VIII. PERHITUNGAN
Data praktikum :
-massa limbah PVC = 340 gram
-Hasil titrasi (tanpa pengenceran borax)
-Hasil titrasi (tanpa pengenceran borax)
Volume titrasi 1 = 0,5 mL
Volume titrasi 2 = 0,5 mL
-Penentuan normalitas HCl
VHCl. NHCl = VBorax. NBorax
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x N1 = V2 x N2
0,5 x N1 = 10 x 0,1
N1 = 1/0,5
N1 = 2
N1 = 2
Jadi, normalitas HCl sebesar 2 N.
-Perhitungan kadar HCl
M HCl = N HCl
* mol HCl = MHCl x V
= 2 . 0,5
= 1
* massa HCl = mol HCl x Mr HCl
= 1 mol x 36,5 g/mol
= 36,5 gram
* kadar HCl dalam PVC
% kadar HCl = 36,5 gram/340 gram x 100 = 10,7 %.
Jadi, kadar HCl dalam PVC sebesar 10,7 %.
-Perhitungan kadar HCl
M HCl = N HCl
* mol HCl = MHCl x V
= 2 . 0,5
= 1
* massa HCl = mol HCl x Mr HCl
= 1 mol x 36,5 g/mol
= 36,5 gram
* kadar HCl dalam PVC
% kadar HCl = 36,5 gram/340 gram x 100 = 10,7 %.
Jadi, kadar HCl dalam PVC sebesar 10,7 %.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pirolisis, dapat disimpulkan bahwa:
-Pirolisis
adalah proses pemanasan suatu zat tanpa oksigen sehingga terjadi
penguraian komponen-komonen penyusun. Istilah lain pirolisis adalah
penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang disebabkan
oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar.
- Bahan yang dipirolisis adalah limbah pipa PVC.
- Normalitas HCl yang dihasilkan dari pirolisis sebesar 2 N.
- Kadar HCl dalam PVC sebesar 10,7 %.
- Kadar HCl dalam PVC sebesar 10,7 %.
0 komentar:
Posting Komentar